
Pada saat itu kebutuhan
masyarakat Inggris belum begitu banyak sehingga kebutuhan akan sandang, pangan
dan papan dapat dipenuhi oleh masingmasing keluarga. Pada saat itu perdagangan
belum berkembang. Kegiatan tukar menukar barang masih dalam skala kecil dengan
jangkauan wilayah yang relatif terbatas. Hal
tersebut disebabkan karena satu keluarga hanya menghasilkan barang untuk
kebutuhan keluarganya sendiri. Produksi mereka tidak dimaksudkan untuk dijual
kepada orang lain, hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Perilaku
seperti ini merupakan salah satu ciri dari masyarakat tradisional.
1.
Kondisi Masyarakat Inggris Sebelum Revolusi Industri
Pada abad ke-16 dan ke-17 kondisi negara-negara
Eropa selain Inggris selalu dalam keadaan peperangan dan perselisihan.
Akibatnya banyak usahawan dan para tukang dari pusat industri berdatangan ke
Negara yang aman dan tidak terlalu bergejolak. Salah satu dari negara yang
tidak terlalu bergejolak tersebut adalah Inggris. Sebagian besar usahawan
tersebut menetap di Inggris. Sementara kedatangan para pengusaha dan tukang
tersebut telah mendatangkan keuntungan bagi perekonomian Inggris. Hal tersebut
ditandai dengan maraknya industri rumahan (home
industry).
Benda-benda yang dibuat oleh industri rumahan
tersebut adalah senjata, perhiasan, perabot rumah tangga dan alat kerja.
Meskipun demikian mereka belum menghasilkan barang dalam skala besar. Mereka
hanya membuat barang apabila ada pesanan. Melalui usaha yang masih terbatas
tersebut masyarakat Inggris tumbuh menjadi kelompok masyarakat yang bermodal.
Golongan masyarakat pemilik modal ini yang nantinya disebut sebagai kaum
kapitalis. Para
pemilik modal ini mendirikan tempat kerja baru dengan mekanisme kerja yang baru
pula. Para pemilik modal membuat gedung yang luas dan dilengkapi alat kerja.
Proses pengoperasian alat kerja tersebut masih dikerjakan oleh manusia
(manufaktur). Pada manufaktur ini masih banyak tenaga yang dipekerjakan dengan
upah yang rendah. Hal tersebut disebabkan karena pekerjaan mereka tidak
memerlukan latihan dan keahlian yang tinggi.
Pekerjaan pada manufaktur masih bisa
dilakukan menggunakan tangan dan sama sekali tidak menggunakan alat. Berdirinya
manufaktur tersebut telah menggeser industry rumahan yang sebelumnya cukup
banyak di Inggris. Akibatnya para pemilik industri rumahan mulai mengalihkan
usahanya ke manufaktur. Berkembangnya
industri manufaktur ini sangat menguntungkan perekonomian Inggris dan sekaligus
membuka peluang terjadinya Revolusi Industri. Kebutuhan akan alat-alat pada
manufaktur tersebut telah mendorong masyarakat Inggris untuk mencari solusi.
Maka ditemukanlah banyak alat yang dapat mempermudah pekerjaan pada
menufaktur-manufaktur yang telah berdiri.
2.
Faktor-faktor yang Melatarbelakangi Revolusi Industri
Revolusi bisa diartikan sebagai perubahan
secara cepat atau perubahan yang cukup mendasar dalam suatu bidang atau di
suatu tempat. Sementara Industri artinya proses membuat ataumenghasilkan suatu
barang. Perubahan yang terjadi di Inggris pada abad ke-18 merupakan perubahan
dalam memproduksi barang-barang dari penggunaan tenaga manusia kepada
mesinmesin. Jadi Revolusi Industri adalah perubahan cara membuat atau
menghasilkan barang yang semula menggunakan tenaga manusia beralih ke tenaga
mesin. Penemuan
James Watt merupakan
awal mula munculnya Revolusi industri di Inggris terjadi pada tahun 1763. Watt
adalah seorang insinyur yang berasal dari Skotlandia. Dalam perjalanan dan
perkembangan sejarah manusia, penemuannya ini kemudian dianggap sebagai
penemuan pertama yang berhasil membuat alat kerja dengan tenaga mesin.
Sebenarnya James Watt hanya memodifikasi
mesin uap buatan Thomas Newcomen yang
dianggap memboroskan bahan bakar dan bertenaga kecil. James Watt kemudian
menemukan kondensator (alat
untuk memadatkan uap) sehingga mesin uap Thomas Newcomen menjadi hemat. James
Watt terus memperbaiki mesin uapnya sehingga mesin uap Thomas Newcomen mulai
dilupakan orang dan mesin uap James Watt semakin dikenal orang. Dalam
perkembangan sejarah berikutnya, mesin uap James Watt nantinya dipakai dalam
kegiatan industri. Dalam perkembangan selanjutnya. Watt menjadi
motivator untuk para ahli lainnya menemukan alat-alat untuk membantu manusia
dalam menyediakan kebutuhan hidup yang tidak hanya sekedar mengendalkan
tangan-tangan manusia. Penemuan pada periode ini kemudian telah mengantarkanm
kepada sejarah baru umat manusia. Kemunculan Revolusi Industri dilatarbelakangi
oleh berbagai hal, di antaranya:
- Dalam Bidang Politik
Pada abad ke-17 di Inggris terjadi peperangan
yang dahsyat antara bangsawan kuno dengan bangsawan baru yang dikenal dengan Pera4ng
Mawar. Dalam peperangan tersebut bangsawan baru
muncul sebagai pemenang. Mereka berhasil menguasai kursi pemerintahan dan
selanjutnya mengendalikan negara Inggris.
Berbeda dengan bangsawan kuno yang terkesan
mewah dan boros, kaum bangsawan baru lebih menampilkan diri sebagai kelompok
masyarakat yang berpikiran maju. Bangsawan baru ini terdiri dari para bangsawan
rendah, petani kaya, pedagang sukses dan para tuan tanah pemilik modal. Dalam
menjalankan pemerintahan golongan ini lebih mengutamakan perekonomian daripada
kepentingan politik belaka. Kemenangan
bangsawan baru telah memberikan angin segar untuk kemajuan Inggris karena focus
perhatian mereka tertuju kepada perekonomian, tidak lagi politik yang menjadi
pusat perhatian bangsawan kuno. Perdebatan politik yang terus-menerus kadang
menghalangi kemajuan yang dicapai.
- Dalam Bidang Sosial-Ekonomi
Pada abad 18 pemerintah Inggris mengeluarkan
kebijakan menyangkut pengaturan status tanah. Pengaturan kembali tanah
pertanian di Inggris dikenal sebagai Revolusi Agraria. Revolusi diawali dengan
cara menukar tanah yang terpencar-pencar milik para bangsawan dengan tanah petani
di sekitarnya. Melalui
cara ini tanah bangsawan menjadi luas, sebaliknya para petani mendapatkan tanah
yang letaknya jauh dan kurang produktif. Tidak jarang di antara para petani
terpaksa meninggalkan tanahnya atau terusir tanpa mendapatkan tanah hasil
tukarannya. Selanjutnya para bangsawan tersebut menjadikan tanahnya sebagai
lahan peternakan domba atau industri.
Banyaknya tanah pertanian yang berubah
menjadi daerah peternakan dan industri berkaitan dengan banyaknya permintaan
kain wol dan katun dari pasaran Eropa. Hal ini benar-benar telah mengokohkan
para bangsawan atau para pemilik modal untuk menggeluti bidang industri dan
peternakan. Apalagi para pengusaha di Inggris semakin diuntungkan dengan tenaga
kerja yang murah. Tenaga
kerja murah di Inggris terdiri dari para petani yang telah kehilangan tanah dan
mata pencahariannya, termasuk juga kaum urban yang menyerbu kota-kota di
Inggris karena perkembangannya sebagai wilayah industri cukup menggiurkan.
Manufaktur yang berdiri di Inggris banyak menghasilkan barang-barang yang
terbuat dari logam seperti cangkul, pisau, wajan, dan lainnya. Peralatan
dari besi tersebut dibuat setelah dileburkan ke dalam panas 1000 derajat
celcius dengan bahan bakar kayu. Dengan berjalanya kondisi alam yang semakin
membahayakan, pemerintah Inggris kemudian melarang penggunaan kayu sebagai
bahan bakar karena dapat membahayakan ekosistem hutan. Sebagai gantinya
digunakan batubara yang di Inggris berlimpah.
Melalui ilmu pengetahuan yang sudah cukup
maju batu bara tersebut diubah menjadi cokes,
yaitu proses yang agak mirip dengan membuat arang menjadi kayu. Cokes
telah membuka kemungkinan untuk mengembangkan
industri besi menjadi cikal bakal perkembangan industri di Inggris. Pada
abad ke-18 pemerintah Inggris mulai menikmati hasil dari kemakmuran negerinya.
Marak dan berkembangnya Industri manufaktur di Inggris ternyata diikuti dengan
meningkatnya permintaan masyarakat Eropa. Selain itu permintaan akan barang
Inggris semakin luas seiring dengan semakin luasnya jajahan Inggris, baik di
Afrika maupun di Asia. Kemajuan kegiatan industri yang masih menggunakan tenaga
kerja itu telah melahirkan kaum kapital di beberapa tempat dan kota di Inggris.
- Dalam Bidang Iptek dan Budaya
Sejak zaman Renaisans perhatian dan minat
masyarakat Inggris terhasap ilmu pengetahuan dan teknologi sangat besar.
Orangorang saling berlomba mengadakan pembaharuan dalam segala bidang dan mulai
meninggalkan sesuatu yang dianggap kuno. Masyarakat Inggris sangat tertarik
dengan penelitian-penelitian terbaru dalam segala hal, termasuk industri. Pada
abad ke-17 di London sudah berdiri perhimpunan yang bertujuan memajukan ilmu
terutama matematika dan fisika. Hasil penelitian ilmiah tidak hanya dijadikan
rumusan atau teori belaka tetapi juga diterapkan bagi peningkatan kesejahteraan
hidup umat manusia, terutama bagi kemajuan masyarakat Inggris. Perangkat
teknologi yang berhasil meningkatkan industry pertekstilan di Inggris adalah
alat pintal dan alat tenun. Alat pintal adalah alat yang dapat memilih benang
dari bahan kapas sedangkan alat tenun adalah alat pembuat kain dengan bahan
dasar benang. Orang yang berhasil menciptakan alat tenun adalah John
Kay (1733). Alat tersebut diberi nama Flying
Shuttle (pintalan terbang). Alat
ini mampu bekerja lebih cepat dan dapat melebarkan kain sesuai dengan yang
diinginkan pembuatnya. Sedangkan yang menemukan alat pintal adalah Hargreaves
(1762). Alat ini kemudian diberi nama Spinning
Jenny. Alat penemuan Hargreaves ini dapat memintal
berpuluh-puluh gulung benang sekaligus. Pada perkembangan
selanjutnya Inggris mampu mengembangkan ilmu pengetahuannya. Hal tersebut
ditandai dengan banyaknya penemuan alat-alat baru yang menggunakan tenaga
mesin. Atas penemuan-penemuan tersebut, maka pada abad ke-18 oleh Inggris
sering dijuluki sebagai abad penemuan. Berikut ini beberapa penemuan yang
terjadi di Inggris pada abad ke-18.
3.
Proses dan Dampak Perkembangan Revolusi Industri
Revolusi
industri telah menimbulkan perubahan besar dalam tatanan kehidupan masyarakat
Inggris. Revolusi Industri memberikan bermacam dampak positif dalam bidang
ekonomi, sosial, politik dan ilmu pengetahuan. Secara umum, dampak revolusi
industri bagi kehidupan penduduk Inggris antara lain sebagai berikut.
a.
Bidang Sosial
Pengaruh Revolusi dalam bidang Industri bagi
Inggris terlihat dari arus urbanisasi yang semakin besar di kota-kota Industri
Masyarakat di luar Inggris banyak yang tertarik untuk tinggal dan mencari
nafkah di Inggris. Akibatnya pengangguran dan tindak kriminalitas banyak muncul
dan meningkat.
b.
Bidang Ekonomi
Pengaruh Revolusi Industri dalam bidang
ekonomi ditandai dengan pembangunan daerah-daerah industri dilakukan secara
besar-besaran. Revolusi industri juga berpengaruh terhadap munculnya kota-kota
industri seperti Manchester, Liverpool, dan Birmingham. Kemunculan kota-kota
industri tersebut merupakan satu keniscayaan ketika industri berkembang. Perkembangan
pesat dalam bidang industri ternyata tidak hanya bersifat kuantitas melainkan
juga berpengaruh terhadap kualitas barang industri yang meningkat tajam.
Revolusi industri telah banar-benar mendorong warga Inggris untuk memperbaiki
segala sesuatu berhubungan dengan hasil pekerjaan mereka.
c.
Bidang Politik
Pembangunan kawasan industri muncul di
berbagai kota, sebagian besar masyarakat mulai menikmati dampak dari Revolusi
Industri. Penduduk semakin mudah dalam memperoleh kebutuhan dan barang
industri. Para pengusaha dan pemilik modal mendapatkan keuntungan yang
berlimpah.secara singkat Revolusi Industri telah membawa pengaruh yang
cukup baik yaitu meningkatkan kesejahteraan hidup. Namun masalah timbul ketika
lahan yang dipakai untuk industri semakin sempit dan semakin sulit untuk dapat
menghasilkan bahan baku industry sendiri. Jumlah penduduk meningkat tajam
seiring dengan semakin tingginya arus urbanisasi dari para pencari pekerjaan.
Masyarakat yang tidak memiliki keahlian
menjadi pengangguran Akibatnya tidak sedikit kejahatan yang terjadi,
kriminalitas meningkat. Selain dari itu juga banyak masalah yang dihadapi: upah
yang rendah, jaminan sosial yang buruk, jam kerja yang tidak sesuai ditambah
lagi kemudian terjadinya pencemaran lingkungan yang terus dan berkepanjangan. Revolusi
Industri menimbulkan dampak yang mendorong terjadinya revolusi sosial yaitu
gerakan masyarakat yang berkeinginan mengubah kehidupan masyarakat kepada taraf
yang lebih baik. Pemerintah Inggris menanggapi keadaan ini dengan cara
mengeluarkan undang-undang Hak Asasi Manusia seperti Reform
Bill 1832, Abolition Bill 1832, dan Factory
Bill 1833. Reform
Bill adalah peraturan pemerintah yang berisi
tentang hak-hak yang diperoleh pekerja dalam parlemen.
Factory Bill berisi
tentang larangan penggunaan tenaga kerja wanita dan anak-anak. Sementara Abolition
Bill berisi tentang penghapusan perbudakan.
Perkembangan tersebut telah mendorong Inggris menjadi kota dengan keadaan kota
semakin lama semakin sempit. Para pengusaha dan pemilik modal kemudian mencoba
memasuki wilayah desa dan membeli wilayah di pedesaan. Pengambil
alihan tanah di pedesaan ini menyebabkan pengaruh sosial ekonomi. Petani banyak
yang kehilangan pekerjaanya sehingga mereka berbondong-bondong melakukan
urbanisasi ke kota dengan harapan mendapatkan pekerjaan, terbukanya lapangan
kerja yang baru, mata pencaharian yang berubah dari seorang petani menjadi
peternak atau buruh, melimpahnya barang-barang kebutuhan, dan terjadi
pencemaran di kawasan industri.
Revolusi Industri di Inggris membawa
perubahan ekonomi secara mendasar yaitu peningkatan kesejahteraan hidup,
terutama bagi golongan kapitalis. Namun di balik berbagai keuntungan yang
dihasilkan, Revolusi Industri menyisakan satu permasalahan yaitu kurangnya
bahan mentah industri dan melimpahnya hasil industri. Dari masalah di atas, para
golongan pemilik modal kemudian mencoba peruntungan dengan membuat jaringan
perdagangan, selain itu untuk mengatasi kekurangan bahan mentah, Inggris
kemudian mencari kawasan dan daerah yang dinilai memiliki potensi alam dan
manusia untuk dapat dimanfaatkan bagi kepentingan industri.
Pemikiran inilah yang nantinya akan berujung kepada
lahirnya imperialisme modern yang dimotori oleh Inggris. Ciri-ciri imperialisme
modern yaitu menguasai daerah untuk mencari
bahan mentah, bahan baku, mencari tempat untuk menanamkan modal,
dan mencari tempat untuk memasarkan
hasil industri. Tujuan ini sangat sesuai
dengan kesusahan yang dialami Inggris sebagai akibat dari Revolusi Industri. Sejak
Inggris menjadi pelopor imperialisme modern, jajahan Inggris di Asia dan Afrika
semakin luas dan banyak. Dapat dikatakan bahwa Inggris adalah negara dengan
imperialism terbesar, karena jajahanya membentang dan terdapat di seluruh
penjuru dunia. Dalam rangka mendukung keamanan daerah jajahannya maka Inggris
memperkuat armada lautnya.
Pada
periode ini, Inggris merupakan negara dengan armada lautnya yang tidak
tertandingi. Negara-negara lainnya yang secara geografis berada di Eropa banyak
yang mencontoh keberhasilan Inggris, di antaranya Prancis, Jerman, Italia, dan
Spanyol. Negaranegara tersebut berlomba untuk mendapatkan daerah jajahan yang
potensial. Revolusi Industri telah melahirkan banyak manfaat bagi kehidupan
manusia. Namun Revolusi Industri juga telah menimbulkan munculnya sifat arogan
dan serakah pada umat manusia. Tindakan bangsa yang menjajah bangsa lainnya
merupakan tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan, padahal
munculnya Revolusi Industri ini berangkat dari perkembangan dan pertumbuhan Renaissans dan humanisme yang menjunjung tinggi aspek-aspek kemanusiaan.